Uncategorized

Curahan Hati Untuk Ibu Khofifah Indar Parawansah

×

Curahan Hati Untuk Ibu Khofifah Indar Parawansah

Sebarkan artikel ini
IMG 20250827 092513

 

Curahan Hati Masyarakat Kepulauan Sapudi

 

Ibu Gubernur yang kami muliakan,

Ibu Khofifah Indar Parawansa,

Dari sudut Pulau kecil bernama Sapudi, kami menulis dengan hati yang rawan dan jiwa yang lelah. Ibu kami yang baik, masih ingatkan Ibu dengan Pulau ini, dahulu Ibu pernah menginjakkan kaki disini, indah kan Bu, pulau kami . . .! Hari ini Pulau itu butuh dirimu Bu, apakah tidak ingin dirimu melihat Pulau kecil dan mungil ini lagi Bu? Tolong dengarkan serak nasib keadaan kami.

Ibu, kapal feri milik PT. Dwipa Dharma Utama (DDU) adalah satu-satunya urat nadi yang menghubungkan kami dengan dunia luar. Namun entah sudah berapa kali ia mogok di tengah perjalanan Kalianget–Sapudi–Jangkar. Setiap kali mesin itu berhenti, harapan kami ikut karam. Pedagang kecil menggenggam rugi, petani cabai menangis diam-diam, pasien menunggu dengan napas tersengal, dan anak-anak kami kehilangan kesempatan mengejar mimpi di tanah seberang.

Kami seperti anak yang merindukan pelukan, namun ibunya sibuk dengan urusan tetangga yang lebih ramai. Jawa Timur yang kami cintai ini seakan hanya mengingat Sapudi saat peta perlu dilengkapi warna. Sesudah itu, kami kembali menjadi pulau yang sunyi—seperti titik kecil di atlas yang mudah dilupakan.

Ibu Gubernur, kami tak meminta istana megah atau jalan tol di atas laut. Yang kami pinta hanyalah kapal yang benar-benar layak, transportasi yang tidak mengkhianati, dan perhatian yang tidak sekadar janji manis. Kami ingin merasa menjadi bagian dari Jawa Timur, bukan sekadar catatan kaki dalam buku pembangunan.

Maka, izinkan suara lirih ini mengetuk hati Ibu. Semoga laut yang memisahkan kami tidak lagi menjadi jurang kesepian, melainkan jembatan harapan. Karena Sapudi bukan hanya pulau jauh di ujung timur—Sapudi adalah Jawa Timur itu sendiri.

Trending :
KAHMI Pulau Sapudi gelar pertemuan bulanan untuk perkuat silaturahmi dan bahas isu sosial

Ditulis dengan cinta yang getir,

Habibullah

Pemuda Desa Tarebung, Pulau Sapudi